LATAR BELAKANG
Salah satu sifat manusia diciptakan adalah tidak berdiri sendiri. Dimulai dari kelahiran manusia, ternyata manusia tidak lahir begitu saja. Ternyata membutuhkan orang lain. Itulah yang dimaksudkan dengan makhluk sosial, yaitu selalu memiliki ketergantungan dengan orang lain. Sehingga, manusia dalam hidupnya selalu dan pasti akan berinteraksi dengan siapapun dalam mencapai semua keinginan dan kebutuhannya.
Demikian pula dengan sebuah organisasi. Dia tidak akan bisa berjalan tanpa ada penggeraknya, dan penggeraknya adalah manusia yang ada di dalamnya. Eksistensi sebuah organisasi adalah terletak pada orang-orang yang ada di dalamnya. Jika orang-orang yang ada di dalamnya kompak dalam sebuah tim dalam menjalankan roda organisasi, maka dijamin organisasi itu akan berjalan terarah dalam menggapai visinya. Sebaliknya, organisasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa arah dan tujuan tatkala orang-orang di dalamnya memiliki keinginan yang bermacam-macam dan tidak ada yang memenejnya dengan baik. Dan sudah dapat ditebak, organisasi ini tidak akan tahan lama hidupnya.
Keterpurukan bangsa ini, salah satunya disebabkan oleh korupsi yang merajalela dan jual beli hukum. Hebohnya, itu dilakukan oleh kalangan elit birokrasi. Hal ini terjadi karena, mereka memiliki keinginan yang berbeda-beda dan mendahulukan kepentingan pribadi sendiri dengan mengabaikan kepentingan bangsa dan negara. Lain dari itu, para pelakunya tentunya tidak memiliki karakter ”ketuhanan” sehingga memperturutkan hawa nafsunya di atas keimanan dalam hatinya. Itulah pemimpin tak bermoral dan beriman.
Dalam rangka mempersiapkan generasi pengganti yang mandiri, tangguh dalam hal keimanan dan ilmu pengetahuan sehingga mereka mampu bersaing dengan lingkungannya dan dunia global, maka mereka harus bergabung dengan komunitas-komunitas tertentu untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang banyak.
ROHIS atau kepanjangan dari Rohani Islam adalah salah satu entitas pelajar/mahasiswa yang di dalamnya tergabung para pelajar yang ingin menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang keagamaan (Islam) dan bidang lainnya yang dikembangkan dalam kegiatan Rohis tersebut.
SMA Negeri 2 Metro adalah salah satu SMA yang besar di Kota Metro Lampung. Tentunya di dalamnya banyak sekali bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didiknya. Yang hal tersebut mesti disalurkan dalam wadah sehingga termenej dengan baik. Dan tentunya wadahnya adalah berupa organisasi ekstra kurikuler.
SEJARAH BERDIRINYA
SEJARAH BERDIRINYA
Rohis di SMA Negeri 2 Metro sebenarnya telah berdiri lama sejak kelahiran SMA Negeri 2 Metro, namun berjalannya waktu pengelolaan Rohis di SMA Negeri 2 Metro yang saat itu bernama Rismanda mengalami kemunduran. Tidak adanya kepengurusan terlebih lagi kegiatan yang termenej dengan baik.
Alhamdulillah, di tahun 2010 datang guru baru mengajar Bahasa Arab yaitu pak Amar Fatkhalloh, S,Pd.I yang merupakan alumni STAIN Jurai Siwo Metro (Saat ini IAIN Metro) yang dulunya memang telah aktif dalam lembaga keagamaan di kampusnya terpanggil untuk menghidupkan kembali Rohis di SMAN 2 Metro.
Dikarenakan tidak menemukan jejak-jejak sama sekali Rohis yang telah ada sebelumnya baik itu bendera, logo, struktur, program kerja dan dokumen-dokumen lainnya maka beliau menghadap kepala sekolah yang saat itu dipimpin oleh bapak Hartanto, S.Pd ( sekarang Hartanto, M.Pd) untuk meminta izin dan support menghidupkan kembali Rohis di SMA Negeri 2 Metro.
Alhamdulillah, tepatnya di bulan April usulan berdirinya Rohis diAcc dengan mengajukan nama, tagline, visi, misi dan logo organisasi serta rancangan program kerja selama setahun pada tahun pelajaran 2010-2011.
Setelah diACC maka tepatnya di ajaran tahun 2010-2011, pak Amar Fatkhalloh merekrut beberapa siswa yang masuk kelas 10 untuk diajak ikut dalam kegiatan Rohis.
Awal kegiatan Rohis saat itu adalah Pelatihan Manajemen Diri yang dihadiri oleh 1 orang ikhwan dan beberapa akhwat. Alhamdulillah, dari pertemuan itu mereka berniat bergabung dan menghidupkan Rohis di SMA Negeri 2 Metro.
Setelah itu dilakukan perekrutan awal dengan mengadakan Pelatihan Aktivis Rohis (PAR) pertama kali dengan jumlah peserta yang sangat minim sekali yaitu 1 putra dan 12 putri.