4 Pelajaran Penting dari Kisah Isra Miraj yang Jarang Diketahui

Komplek Masjid Al Aqsha di Palestina

Isra Miraj Merupakan Penghormatan terhadap Rasulullah  yang Belum Pernah Allah Berikan kepada Siapapun.
Saya sebut titik balik, karena sebelum Isra Miraj,  Rasulullah menghadapi berbagai peristiwa yang sangat membuat beliau sedih.
Tidak hanya itu, penindasan terhadap pengikut beliau juga semakin menjadi-jadi dengan wafatnya Abu Thalib itu. Ditambah lagi dengan lemparan batu dan olok-olokan masyarakat Thaif ketika itu yang semakin menambah dalam kesedihan beliau.
Di puncak kesedihan itulah beliau berdoa kepada Allah dan berikrar bahwa apapun macam cobaan yang datang akan beliau terima dengan lapang dada asalkan cobaan itu bisa menghindarkan beliau dari Murka-Nya.
Di saat itulah Allah berikan undangan Isra Miraj  yang mana belum pernah ada satu nabi pun yang mendapat kemuliaan seperti beliau ini, dan di sinilah beliau mendapat perintah sholat yang secara langsung diterima dari Allah SWT.
Rasulullah masuk ke Sidratul Muntaha yang belum pernah dimasuki oleh makhluk apapun, termasuk Jibril. Inilah yang menunjukkan betapa mulianya Nabi Muhammad di hadapan Allah.
Bukti Kemuliaan Baitul Maqdis.
Perjalanan beliau dari Makkah lalu singgah di Madinah, Jordan, Sinai (Mesir) lalu terakhir berhenti di Baitul Maqdis. Sesampainya di sana, Rasulullah sholat di gundukan tanah yang terletak di sebelah gereja di Kota Baitul Maqdis. Gundukan tanah itulah yang kini kita kenal dengan Masjidil Aqsha yang dibangun oleh Kekhalifahan Bani Umayyah.
Baitul Maqdis merupakan tanah suci ketiga setelah Makkah dan Madinah yang dulunya adalah kiblat sholat umat Islam. Peristiwa ini menegaskan kembali kepada kita bahwa Baitul Maqdis merupakan tempat yang sangat mulia yang menjadi tanah bumi terakhir yang beliau pijak sebelum berangkat menuju langit saat Miraj.
Kemuliaan inilah yang diyakini oleh Umar bin Khattab sehingga memotivasi beliau membebaskan Baitul Maqdis dari jajahan Romawi ketika itu.
Tidak hanya itu, kemuliaan Al-Quds di peristiwa Isra Miraj juga yang barangkali membuat Shalahuddin Al-Ayyubi mati-matian mengerahkan puluhan ribu tentara untuk membebaskan tanah suci ini dari tentara salib! Itulah bukti betapa dahsyatnya umat Islam terdahulu meyakini kemuliaan Baitul Maqdis ini.
Namun miris sekali jika kita melihat zaman sekarang, di mana banyak umat muslim yang acuh tak acuh dengan penjajahan Israel terhadap Palestina yang mana di dalamnya terdapat Baitul Maqdis ini. Israel melarang kaum muslimin untuk sholat di Tanah Suci ini dan mengklaim bahwa ini merupakan tanah suci mereka.
Bisa jadi sebab bisunya negara-negara Islam saat ini di tengah penjajahan Israel adalah efek dari tidak meyakini kemuliaan Baitul Maqdis yang ditorehkan dalam tinta emas kisah Isra Miraj.
Sehingga tugas kita adalah menyampaikan dan mengajarkan arti dan hakikat Isra Miraj kepada  generasi penerus agar mereka memiliki keyakinan akan kemuliaan baitul maqdis ini dan membebaskannya kelak, insya Allah.
Penanugrahan Gelar "Ash- Shiddiq" kepada Abu Bakar.
Pada saat sebagian besar kaum muslimin goyah dan ragu dengan keimanan mereka, bahkan sebagian orang Islam kala itu murtad dari Islam, Abu Bakar seorang diri tetap yakin dan percaya sepenuhnya kepada nabi Muhammad SAW tanpa sedikitpun keraguan.
Bahkan jika Nabi Muhammad pergi lebih cepat daripada itu pun beliau akan tetap percaya. Di sinilah Rasulullah sangat berbahagia dan terhibur dengan kesetiaan Abu Bakar. Maka beliau menganugrahi Abu bakar dengan gelar Ash-Shiddiq yang artinya membenarkan.
Kejadian ini juga merupakan filterisasi terhadap keimanan kaum muslimin kala itu, untuk membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang beriman karena hanya ingin mendapat perlindungan dari Nabi Muhammad. 
Sehingga mereka yang tidak ikhlas beriman menjadi murtad karena menganggap nabi Muhammad sudah gila, sedangkan mereka yang ikhas beriman kepada Allah akan tetap dalam keimanannya.
Rasulullah Pergi dengan Jasad dan Ruh.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Ramadhan Al-Buuthy di dalam kitabnya yang berjudul "Fiqh Siirah" Bahwasanya ulama sepakat Rasulullah melakukan Isra dan Miraj ini dengan jasad dan ruh. Hal ini perlu ditegaskan kembali banyak kalangan yang menganggap bahwa peristiwa tersebut hanya mimpi Rasulullah belaka.
Hal ini tentu saja mengerdilkan keistimewaan Isra Miraj yang luar biasa, sehingga bisa saja orang kembali meragukan keabsahan mukjizat yang ada ini, sehingga Imam An-Nawawi menegaskan bahwa Rasulullah pergi dengan jasad dan ruh secara pasti.
Pembelahan Dada Rasulullah yang Terakhir
Hal ini yang jarang diketahui oleh umat Islam, bahwasanya Rasulullah mengalami pembelahan dada sebanyak 3 kali. Namun wawasan yang sampai kepada umat Islam bahwa Rasul hanya mengalami pembelahan dada sekali pada saat kecil saja.
Pembelahan dada pertama dialami Rasulullah saat masih kecil, sebagaimana yang telah kita ketahui. Lalu yang kedua terjadi pada saat Rasulullah menerima wahyu untuk pertama kalinya, dada beliau kembali dibelah dan disucikan.
Pembelahan dada yang terakhir terjadi pada saat Isra Miraj di mana pada saat itu Allah menghilangkan kesedihan dan kecemasan di dalam jiwa rasulullah atas kematian dua orang yang dicintainya, sehingga pada saat kembali dari Isra Miraj, Rasulullah kembali ceria dan bersemangat untuk berdakwah dan menyebarkan risalah kenabiannya.
Itulah 4 Hal penting seputar Isra Miraj yang jarang diketahui selama ini. Semoga kedepannya kaum muslimin bisa menghayati dan merenungi setiap pelajaran yang datang di dalam peristiwa Isra Miraj ini, sehingga bisa menambah keyakinan dan keteguhan dalam memperjuangkan agama Islam di setiap tempat dan zaman. Amiin 
Referensi:
1. Kitab Fiqhus Shirah, Karangan Syekh Ramadhan Al-Buuthy
2. Kitab Qishah Mi'raaj Karangan Syekh Ahmad Najmuddin Al-Ghaity
3. Kitab Fathul Allam Bi Syarhil Aqidatul Awwam Karangan Syekh Hisyam Kamil
4. Kitab Al-Qoulul Asy-Syadid karangan Mahmud Abu Daqiiqah.

Post a Comment

Silahkan memberikan tanggapan dengan menggunakan bahasa yang santun..terimakasih... :-)

Previous Post Next Post