Berikut ini adalah sebuah kisah inspiratif dari ulama salaf yang menegaskan bahwa membaca Al-Quran tidak hanya membawa keberkahan spiritual, tetapi juga memberikan kemudahan dalam urusan-urusan dunia.
Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata yang disusun indah, tetapi juga merupakan sumber kebijaksanaan dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Membaca Al-Quran tidak hanya sebagai ibadah, tetapi juga sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam.
Al-Quran tidak hanya memberikan manfaat spiritual, tetapi juga memberikan keberkahan dalam segala aspek kehidupan. Kitab suci ini telah membimbing banyak orang dalam menemukan solusi bagi masalah-masalah yang mereka hadapi. Bahkan, dalam kehidupan modern saat ini, penelitian ilmiah pun telah menunjukkan bahwa membaca Al-Quran juga memiliki efek positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia.
Salah satu kisah yang memperlihatkan betapa pentingnya membaca Al-Quran adalah kisah Ibrahim bin Abdul Wahid al-Maqdisi dan pesan yang disampaikannya kepada adh-Dhiyaʼ al-Maqdisi. Dalam pesannya, Ibrahim bin Abdul Wahid al-Maqdisi menekankan pentingnya untuk terus membaca Al-Quran, karena dengan demikian, Allah akan memudahkan urusan yang dicari oleh pembacanya. Pesan ini tidak hanya menjadi motivasi bagi adh-Dhiyaʼ al-Maqdisi, tetapi juga memberikan pengaruh besar dalam perjalanannya menuntut ilmu agama.
Pengalaman adh-Dhiyaʼ al-Maqdisi sendiri mengonfirmasi kebenaran pesan tersebut. Dia mengamalkan pesan tersebut dalam kehidupannya dan merasakan secara langsung bagaimana membaca Al-Quran dapat memudahkan berbagai urusannya, termasuk dalam mendalami ilmu agama.
Kisah ini menjadi bukti bahwa membaca Al-Quran bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai sumber keberkahan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan. Tim KhazanahImani yang sering bertemu dengan para penuntut ilmu agama dan penghafal Al-Quran juga seringkali menyaksikan betapa urusan seseorang akan dipermudah oleh Allah saat mereka menjalin interaksi yang baik dengan Al-Quran.
Sebaliknya, jika seseorang tidak menjalin interaksi yang baik dengan Al-Quran, urusan-urusannya akan menjadi sulit dan tak kunjung selesai. Oleh karena itu, meluangkan waktu minimal setengah jam setiap hari untuk membaca Al-Quran adalah investasi yang sangat berharga. Seperti pepatah yang bijak, membaca Al-Quran tidak akan mengurangi waktu, tetapi justru akan menambah keberkahan dalam waktu tersebut.
Dengan memiliki waktu yang diberkahi, banyak hal bermanfaat bisa terlaksana, meskipun hanya dalam waktu yang singkat. Sebaliknya, waktu yang tidak diberkahi adalah ketika seseorang memiliki banyak waktu luang namun digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan. Oleh karena itu, mari kita jadikan membaca Al-Quran sebagai kebiasaan yang tetap dalam kehidupan kita, sehingga kita dapat meraih keberkahan dalam setiap langkah kita.